Topik soal selanjutnya dari PAT Semester 2 Sejarah Kelas 10 membahas tentang kehidupan manusia pada zaman purba hingga warisan dari peradaban tersebut. Elo juga akan tahu, apa saja perbedaan manusia purba dan manusia zaman now. Dengan begitu, tipe soalnya nggak akan jauh-jauh seperti berikut ini.
Atap masjid ini bersusun lima dengan bagian kiri dan kanannya terdapat masing-masing serambi. Atapnya yang bertumpuk lima berbeda dengan masjid di Jawa umumnya yang bertumpuk tiga. Sebuah pengaruh arsitektur China terlihat di sana sini mengingat salah satu arsiteknya adalah Tjek Ban Tjut (Pangeran Adiguna) yang berasal dari.
Sistem kami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS biasanya atap masjid. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu.
Seni ukir menghasilkan berbagai jenis ukiran, antara lain: Sesuai namanya, ukiran ini berbentuk susunan. Jenis ukiran ini bisa dilihat di ukiran dedaunan. Umumnya ukiran daun disusun dari daun paling kecil sampai paling besar sehingga menghasilkan karya seni yang indah. Sesuai bentuknya ukiran ini memiliki bentuk yang cekung.
Seni bangunan Islam yang menonjol adalah masjid yang berfungsi utama sebagai tempat beribadah. Selain itu juga sebagai pusat kebudayaan bagi orang-orang Muslim. Ciri-ciri masjid kuno di Indonesia adalah: Beratap tumpang atau bersusun, semakin ke atas semakin kecil, tingkat paling atas berbentuk limas, dan jumlah tumpang biasanya ganjil.
Bentuk atap tajug hampir selalu ditemui pada masjid-masjid kuno di beberapa pulau di Indonesia, khususnya Jawa. Atap tajug pada masjid di Indonesia dapat ditemui di mana-mana, dari Aceh hingga Ambon. Atap piramida yang ditemui di masjid tua semakin ke atas semakin kecil bentuknya.
Akulturasi budaya yang tampak terlihat pada Masjid Sunan Giri ialah arsitektur bangunan Joglo tipikal bangunan Jawa yang disanggah dengan empat soko guru;Mustaka pada atap masjid bertumpang mirip
Dinding masjid terbuat dari batu dan kapur. Pintu masuk masjid diberi lukisan bercorak klasik. Seperti masjid-masjid yang lain, Masjid Agung Demak dilengkapi dengan sebuah bedug. Di masjid ini juga terdapat Pintu Bledeg, bertuliskan Condro Sengkolo, yang berbunyi Nogo Mulat Saliro Wani, dengan makna tahun 1388 Saka atau 1466 M, atau 887 H.
Atap masjid selalu bersusun (tumpang), semakin ke atas ukurannya semakin kecil dan bagian paling atas biasanya berbentuk limas. Ciri-ciri masjid pada masa awal kehadiran Islam di Indonesia seperti berikut ini, kecuali atapnya bersusun genap. Sebab, jumlah susunan atapnya biasanya ganjil, ada yang tiga atau lima susun, seperti pada masjid Banten
Bangunan masjid-masjid kuno di Indonesia mempunyai ciri-ciri antara lain: Atap berupa tumpang atau bersusun. Semakin ke atas semakin kecil, tingkat paling atas berbentuk limas, jumlah tumpang selalu ganjil (gasal) tiga atau lima. Atap demikian disebut meru. Atap masjid biasanya masih diberi puncak (kemuncak) yang disebut mustaka.
VrXn.